Custom Search

Minggu Advent

Kata Advent artinya secara harfiah ialah: kedatangan. Kata itu berasal dari bahasa Latin, Adventus. Minggu Advent adalah permulaan Minggu dalam penanggalan tahun Gereja. Pada hakekatnya kita harus menyapa sesama pada Minggu itu: "Selamat tahun baru!". Minggu Advent dirayakan selama empat Minggu sebelum hari Natal.

Biasanya dimulai pada Minggu yang paling dekat. Sebagaimana diatur di dalam Almanak HKBP, kain penutup altar berwarna violet. Warna ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam Minggu Advent yang berlangsung selama empat minggu, jemaat diajar agar menyesali dosa-dosanya. Pembacaan Alkitab untuk Minggu Advent akan mencerminkan penekanan pada Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, termasuk tema-tema dari tanggung-jawab untuk setia pada Dia yang akan datang itu; penghakiman di dosa, dan harapan tentang hidup kekal.

Gereja mamahami bahwa hari Natal tidak dapat dipisahkan dari penyaliban Kristus di Golgatha. Firman yang telah menjadi daging dan tinggal di antara kita, untuk menyatakan kasih karunia Allah kepada manusia. Puncak dari pelayanan-Nya ialah: kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dalam rangka mencerminkan semua pengajaran tersebut, Gereja memulai Minggu Advent dengan pertobatan. Menurut DR. A A Sitompul dalam bukunya Bimbingan Tata Kebaktian Gereja mengatakan: "Teologia minggu Advent yang selalu ditekankan dalam khotbah adalah sebagai berikut: Advent pertama: Perjanjian yang ada dalam Perjanjian Lama digenapi oleh Yesus.

Di Minggu Advent itu, lilin dinyalakan. Sayang, banyak di antara anggota jemaat tidak memahami makna dari lilin tersebut. Gereja kita hanya menyalakan lilin di Minggu Advent. Tentunya hal ini punya makna. Di Gereja Barat, lilin ini berwarna warni. Sayang, Gereja kita hanya menyalakan lilin tanpa menentukan warna dari lilin tersebut. Saya takut, kita tidak mengerti makna dari lilin ini, sehingga kita asal saja menyalakannya. Soalnya hal itu sudah dari sananya begitu. Tradisi belaka, tanpa makna. Gereja Barat menyalakan lilin violet, pada Minggu Advent pertama. Dengan lilin yang menyala, kita diingatkan akan firman Tuhan Yesus yang mengatakan: "Akulah terang dunia". Menurut Pdt DR A A Sitompul, adapun nas khotbah yang dikhotbahkan di Minggu ini ialah: perjanjian yang ada dalam Perjanjian Lama digenapi di dalam Kristus Yesus. Pada waktu Dia datang untuk pertama kalinya, Ia membebaskan umat manusia.

Di Minggu Advent kedua, lilinnya tetap warna violet, warna ini berbicara tentang pertobatan, tetapi juga makna kerajaan. Pakaian kebesaran seorang Kaisar pada zaman dahulu adalah warna violet. Dalam Minggu Advent, Gereja Katolik masih memakai warna ini untuk pakaian kebesaran dari para uskup dan kardinalnya. Lilin Minggu Advent ini mengingatkan kita, bahwa Allah memanggil kita menjadi terang bagi bangsa-bangsa, sebagaimana disuarakan Nabi Yesaya: "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara" Yes 42:6-7. Pemberitaan firman dalam minggu ini masih menurut Sitompul: kesaksian dan pekerjaan Yohanes Pembabtis sebagai pendahuluan dari kedatangan Yesus. Sebagai respon, maka kita seharusnya bertobat dan menyesali dosa-dosa yang kita perbuat, serta berbuat sebagaimana diharapkan Tuhan.

Pada Advent ketiga, warna lilinnya telah berubah menjadi warna merah muda. Lilin ini menggambarkan adanya sukacita di dalam menyambut dia yang akan datang itu. Lilin ini juga mengingatkan kita akan kegembiraan dari pertobatan yang kita lakukan di dalam Minggu Advent. Pada Minggu ini diberitakan pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua kalinya, sebagai hari penghakiman. Gereja Barat mengganti warna tutup altar dari warna violet menjadi warna merah muda. Suatu perubahan dari penyesalan dosa ke arah perayaan, karena Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita. Di sisi lain, DR A A Sitompul menjelaskan bahwa keempat Minggu Advent itu adalah minggu pertobatan, olehkrn itu warna tutup altar tetap violet.

Pada Minggu Advent keempat lilinnya tetap yang merah muda. Suatu gambaran akan sukacita akan kedatangan Kristus yang dirayakan pada hari Natal. Sitompul mengatakan bahwa nas khotbah di Minggu ini ialah: hari penghakiman. Sementara menurut Almanak HKBP tahun 2008 nas khotbah berbicara tentang Imanuel. Pada Minggu itu kita mengingat kedatangan Tuhan di kota Betlehem dan menjadi Juru Selamat dunia. Setelah empat Minggu berturut-turut, maka kita merayakan hari Natal Yesus Kristus dan Tahun Baru.

Advent ditandai oleh suatu roh harapan, antisipasi, persiapan, kerinduan akan penggenapan janji-janji Allah. Pada Minggu itu kita merindukan kelepasan dari kejahatan-kejahatan dunia. Kita mengingat kelepasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, tatkala mereka menjerit karena penindasan yang mereka alami. Kelepasan itu dikerjakan Allah di sepanjang zaman. Kita tahu bagaimana iman Kristen membebaskan dunia dari perbudakan atas umat manusia. Kita juga ingat bagaimana Allah melalui para missionaris-Nya membebaskan orang Batak dari kegelapan dan masuk ke dalam terang Tuhan yang ajaib. Bagian dari pengharapan itu juga mengantisipasi adanya satu penghakiman atas dosa dan semua umat manusia diperhadapkan kepada tanggung-jawab di depan Allah. Kita merindukan Allah datang dan menetapkan dunia benar!

Sayang seribu kali sayang, semua yang dibicarakan di atas tidak lagi dilakukan oleh Gereja kita sekarang ini. Jemaat sudah disibukkan dalam acara Natal di luar kebaktian resmi yang diadakan pada tanggal 24 – 26 Desember. Celakanya Gereja melayani keinginan anggota jemaat tersebut, sehingga hilanglah makna dari Minggu Advent. Sekalipun pada Minggu Advent lilin dinyalakan, para pengkhotbah pun tidak lagi menggubris makna dari lilin tersebut. Hal inilah yang membuat makna dari Minggu Advent jadi sirna dari iman warga HKBP menurut hemat saya secara pribadi.

Berbeda dengan HKBP, Gereja Katolik setia di dalam merayakan Minggu Advent. Mereka tidak membenarkan diadakannya perayaan natal sebelum tanggal 27 Desember. Makna Advent tetap mereka pelihara. Bahkan pada Minggu Advent puasa diadakan. Kembali ke HKBP. Mungkin sama seperti makna Advent sirna, makna Natal pun sudah mulai sirna. Natal sekarang sudah sangat berbeda dengan apa yang disuarakan Alkitab. Kita kehilangan makna, yang tinggal hanyalah sebuah pesta. Pesta tanpa makna!

St. Hotman Ch Siahaan
http://groups.yahoo.com/group/renunganharian/message/2216

Pesona BORU Batak

Followers