Custom Search

TOR-TOR DIKLAIM MALAYSIA: Pernasindo nilai wibawa Indonesia melemah


Salah satu pendiri Perhimpunan Nasionalis Indonesia Ricky Avenzora menyatakan, munculnya kembali klaim pihak asing terhadap kebudayaan Bangsa Indonesia menunjukkan sangat lemahnya kewibawaan dan kesadaran bangsa secara keseluruhan.

"Tidak akan ada satu bangsa lainnya pun yang akan berani mengklaim budaya Bangsa Indonesia jika bangsa Indonesia mempunyai kesadaran yang baik dalam menjaga nilai budaya yang dimilikinya," kata Ricky yang salah satu di antara 88 tokoh pendiri Perhimpunan Nasionalis Indonesia (Pernasindo) itu di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Malaysia kembali membuat hubungan dengan Indonesia "menghangat" berkaitan dengan rencana klaim Malaysia atas tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sembilan yang berasal dari masyarakat Mandailing, Sumatra Utara.





Ricky Avenzora, yang juga Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan (MEJL) Fakultas Kehutanan IPB itu menjelaskan bahwa klaim itu sebenarnya juga mengindikasikan tentang sangat tingginya nilai berbagai nilai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia.

Hanya saja, kata dia, dalam waktu bersamaan juga menunjukkan sangat lemahnya kewibawaan dan kesadaran bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Menurut dia, kesadaran atas adat dan budaya bangsa haruslah dibangun hingga ada penguasaan makna dan filosofi dari setiap adat dan budaya itu.

Ia mengemukakan perlunya kesadaran bahwa menjaga adat dan budaya tidak sebatas pada penyelenggaraan berbagai pentas seni dan budaya yang marak dilakukan banyak pihak akhir-akhir ini, maupun hanya penyelenggaraan materi pendidikan dalam bentuk muatan lokal yang telah berjalan lebih dari satu dekade ini.

"Adat dan budaya haruslah dibangun dan dibina untuk `hidup dan mengejawantahnya` adat dan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari seluruh masyarakat," katanya.

Selama ini, katanya, banyak pihak telah lebih cenderung menghabiskan waktu, energi, dan biaya untuk berkutat hanya dalam manajemen pendidikan dan budaya.

Kerancuan pemahaman dan visi pembangunan pendidikan serta budaya tersebut, katanya, sangat jelas terlihat pada berbagai peraturan perundang-undangan terkait maupun berbagai bentuk aktivitas yang ada, demikian Ricky Avenzora.

Sebanyak 88 tokoh nasional, pada awal Juni 2006 mendeklarasikan Pernasindo, di mana Kwik Kian Gie menjadi Ketua Presidium, yakni sebuah perhimpunan yang diharapkan dapat menjadi organisasi pemikir visi kebangsaan itu, ingin mendorong kemandirian bangsa.

Di antara tokoh deklarator adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, sejarawan LIPI Asvi Warman Adam, Christianus Siner Key Timu dari Petisi 50, Guruh Soekarnoputra, Jaya Suprana, Marissa Haque. (Antara/faa)

Bisnis Indonesia

Followers